Monday, July 7, 2014

Kepingan yang hilang dari Perancis



Ada yang hilang di Brazil

Perancis tampil sangat impresif di babak grup Piala Dunia 2014 Brazil. Mencetak 8 gol dan hanya kebobolan 2 dari 3 pertandingan membuat mereka kembali menjadi tim unggulan. Performa ciamik dari Karim Benzema dianggap menjadi kunci keberhasilan Perancis dan membuka jalan menuju penembusan 'dosa' 4 tahun lalu dimana juara dunia tahun 1998 tersebut harus terhenti di babak group.

Komposisi pemain di setiap posisi-pun sangat mumpuni. Mistar gawang dijaga sang kapten Hugo Lloris yang tak perlu diragukan lagi kemampuannya. Pada barisan bek, mereka memiliki banyak bek tangguh dalam diri Raphael Varane, Mamadou Sakho, Laurent Koscielny dan Patrice Evra serta Mathieu Debuchy yang mampu menyerang dan bertahan sama baiknya.

Trio gelandang Perancis tak perlu diragukan lagi kemampuannya. Yohan Cabaye, Paul Pogba dan Blaise Matuidi menjadi sosok sentral dalam permainan mereka. Cabaye yang lebih bermain ke belakang menjadi benteng pertama yang akan dihadapi lawan. Selain itu dia pula yang mengatur ritme permainan. Paul Pogba, kapten Perancis U-20 yang membawa negaranya menjadi juara dunia ini dapat diandalkan dalam memberikan umpan-umpan matang ke lini depan. Ia pun dapat menjadi pemecah kebuntunan, seperti yang ditunjukkannya saat melawan Nigeria. Sedangkan Blaise Matuidi punya kemampuan membaca permainan dan daya jelajah yang sangat baik. Ketiganya dianggap sangat padu.


Griezmann, kepingan berharga Perancis, di masa depan. 
Lini depan mungkin dianggap orang sebagai pusat kekuatan Perancis. Padahal disanalah “kepingan” yang hilang. Karim Benzema sebagai juru gedor utama sudah membuktikan kualitasnya, begitu pula dengan Mathieu Valbuena yang sangat eksplosif dan ahli bola - bola mati. Akan tetapi, mereka masih membutuhkan 1 pemain lagi. Pada babak grup, 3 pemain dicoba untuk menemani Benzema dan Valbuena di lini depan. Antoine Griezmann, Olivier Giroud dan Moussa Sissoko bergantian tampil di lini depan. Sayang, tidak ada satu-pun dari mereka berhasil menggantikan sosok Frank Ribery. Perancis memang sudah cukup tajam, tapi untuk hal ini, ucapan terima kasih juga layak disamatkan trisula Perancis kepada pertahanan lawan yang memiliki konsetrasi lemah.

Pada akhirnya Perancis harus pulang karena kekalahan atas Jerman di babak perempat final, dengan skor 1-0. Benar - benar terasa, ada sebuah bagian yang hilang dalam tubuh tim nasional Perancis. Walaupun usaha mereka jauh lebih baik bila kita bandingkan dengan Piala Dunia 2010, saat Perancis harus angkat koper dengan label juru kunci di akhir babak group, pada Piala Dunia kali ini, Perancis kehilangan seorang ice-breaker. 


Messi pecah kebuntuan Argentina vs Iran

Pemain yang dapat memikul beban besar dalam tekanan dan memberikan sebuah percikan semangat kepada rekan senegara dengan kemampuan individunya. Jika Argentina memiliki sosok Lionel Messi, Belanda mengandalkan Arjen Robben, Jerman tersuntik daya magis Toni Kroos, ada nama Neymar di kubu tuan rumah, bagaimana dengan Perancis ?




Jika saja kepingan itu ditemukan, sangatlah mungkin sosok Didier Deschamps akan menjadi orang pertama sebagai pemain dan pelatih yang tak pernah merasakan kekalahan di Piala Dunia setelah membawa negaranya juara di kandang sendiri pada tahun 1998.

By: @bertrandtarigan

No comments:

Post a Comment