Piala Dunia kali ini mengejutkan! Rataan gol
dalam satu pertandingan mencapai lebih dari 3,00 , tertinggi sejak Piala Dunia
1958 yang dihelat di Swedia.
Yang menjadi kejutan adalah bagaimana partai besar
seperti Jerman versus Portugal yang berkesudahan dengan skor 4-0 untuk Jerman,
dan Belanda yang berhasil menaklukan juara bertahan Spanyol dengan skor telak
5-1, dan tadi malam saya juga dikejutkan dengan skor fantastis Kroasia dan
Kamerun, 4-0.
Namun kali ini saya akan membahas tentang
beberapa anggapan konspirasi di gelaran Piala Dunia yang sudah berlangsung 20
kali sejak 1930.
1. Anggapan Maradona menjadi
korban dalam kasus doping
Piala Dunia 1994 di Amerika
Serikat merupakan Piala Dunia pertama yang digelar di negara yang bukan
merupakan penggemar sepakbola. Seperti yang kita tahu, olahraga yang paling
populer di Amerika Serikat adalah bola basket
dan baseball. Amerika Serikat juga tidak lolos ke putaran final Piala Dunia
sejak 1950 dan baru kembali tampil 40 tahun selanjutnya yaitu di Italia 1990.
Beberapa orang juga menduga bahwa tampilnya Amerika Serikat di Piala Dunia 1990
adalah sebagai ‘kompensasi’ agar Amerika Serikat bisa dijadikan tuan rumah di
tahun 1994 dan kemudian menjadi target pasar sepakbola baru.
|
Maradona di Piala Dunia 1994 |
Karena harus diakui, kedigdayaan ekonomi dan jumlah penduduknya berpotensi besar untuk meraup keuntungan. Berbagai cara dilakukan, salahsatunya dengan melibatkan beberapa pemain top dunia untuk ‘mempopulerkan’ sepakbola di Amerika Serikat. Yakni, Diego Maradona. Pemain yang dinobatkan sebagai pemain sepakbola terbaik abad 20 bersama Pele ini mengaku telah dijadikan korban konspirasi FIFA.
Maradona mengaku
telah menjadi korban ‘konspirasi’ FIFA dalam mempopulerkan sepakbola di Amerika
Serikat. Untuk mempopulerkan sepak bola di Amerika dan meningkatkan penjualan
tiket Piala Dunia, FIFA diduga telah membuat kesepakatan dengan legenda
sepakbola, sehingga dia menggunakan obat penurunan berat badan tanpa hambatan
agar para pemain siap pada waktunya untuk Piala Dunia 1994.
Maradona hanya
bermain 2 kali di Piala Dunia 1994, melawan Yunani dan Nigeria sebelum akhirnya
dinyatakan gagal tes doping. Maradona dinyatakan menggunakan zat ephedrine.
Ephedrine biasa digunakan didalam produk suplemen atau minuman
berenergi. Maradona mengaku meminum minuman berenergi ‘Rip Fuel’ yang diberikan
pelatih pribadinya.
Gelandang yang terkenal dengan Gol Tangan Tuhan tersebut
mengklaim bahwa minuman yang ia minum adalah versi yang beredar di Amerika
Serikat, yang ternyata berbeda dengan versi yang beredar di Argentina yang tidak
mengandung zat tersebut. Selain itu, Maradona juga mengakui bahwa ada
kesepakatan dimana dirinya dan FIFA telah membuat perjanjian dibawah tangan
bahwa dirinya boleh mengkonsumsi obat penurun berat badan yang ternyata
mengandung zat yang dilarang dalam tes doping senelum turnamen Piala Dunia 1994
tersebut berlangsung, namun hal itu hingga kini disangkal keras oleh FIFA.
2. Dugaan Pengaturan Pembagian Grup di Piala
Dunia 2014
Akun
media sosial berkembang pesat. Mungkin ini piala dunia kedua semenjak kehadiran
akun media sosial twitter ramai pada sekitar tahun 2009. Entah merupakan
kebetulan belaka atau memang terjadi pengaturan sebelumnya, sebuah akun twitter
@FraudeMundial14 memposting pembagian grup beberapa jam sebelum pengundian grup
Piala Dunia 2014 resmi dilangsungkan. Akun tersebut memposting urutan pot dan
grup di Piala Dunia ke-20 ini.
Saya
melalui akun pribadi sempat me-retweet postingan tersebut, beberapa jam kemudian
akun tersebut telah dihapus. Ketika dikonfirmasi, FIFA tidak pernah
menjelaskan. Namun banyak orang menganggap itu adalah rekayasa para hacker yang
canggih. Percaya?
3. Misteri Ronaldo di Final Piala Dunia 1998
Dalam helatan
Piala Dunia 1998, Ronaldo Nazario da Lima merupakan penyerang yang paling
ditakuti. Ysuanya jala itu masih 21 tahun. Torehan 4 golnya di Perancis menjadi
bukti. Ketika Brazil melaju ke final, banyak yang memprediksi bahwa Ronaldo
akan menjadi bintang dan membawa gelar ke-5 Brazil kala itu. Namun mengejutkan,
sekitar 1 jam sebelum kick-off nama Ronaldo tidak tertera di daftar nama pemain
yang dirilis Mario Zagallo sebagi pelatih Brazil saat itu.
Anehnya, 30 menit
berselang akhirnya nama Ronaldo dimasukkan kedalam daftar pemain yang akan
dimainkan di partai final melawan tuan rumah, Perancis. Rumor mengatakan bahwa
Ronaldo mendapat tekanan dari perusahaan apparel yang mendukungnya, Nike untuk
tampil. Kebetulan, Brazil menggunakan apparel Nike sementara Perancis
menggunakan Adidas saat itu. Dan benar saja, Ronaldo tampil tidak maksimal dan
tertinggal 2 gol saat turun minum sebelum akhirnya Perancis memastikan gol
ketiganya di babak kedua.
Rumor menyebutkan bahwa sebenarnya Ronaldo mengalami cedera
pergelangan kaki. Namun ada pula kabar yang menyebutkan bahwa Ronaldo keracunan
makanan, dan ada pula yang menyebutkan bahwa Ronaldo keletihan karena terlalu
banyak bermain wanita saat turnamen digelar.
Namun ketika
dikonfirmasi, Ronaldo mengakui keputusannya untuk turun di laga tersebut
merupakan murni keputusan pribadinya.
4. Pertandingan Jerman Barat versus Austria di
Piala Dunia 1982 Spanyol
Laga Jerman Barat
versus Austria ini dilangsungkan di Estadio El Molinón, kandang Sporting Gijón. Pertandingan ini merupakan laga yang
terkenal sebagai pelopor perubahan jadwal tanding yang bersamaan dalam satu
grup. Saat itu Jerman Barat satu grup dengan Austria, Aljazair, dan Chile. Kala
itu Jerman Barat berada di grup 2 (atau sekarang disebut dengan grup B). Aljazair
sehari sebelumnya bertanding melawan Chile dan menang 3-2. Jerman Barat dan
Austria tahu, bahwa kemenangan Jerman Barat dengan 1 atau 2 gol akan memenuhi
syarat negara mereka berdua untuk lolos. Sementara kemenangan Jerman Barat yang
lebih besar dari satu gol akan lolos meloloskan Aljazair, dan apabila hasil
pertandingan imbang atau kalah dari Austria maka Jerman Barat akan gugur dan
meloloskan Aljazair dan Austria.
|
Fans Algeria |
10 menit semenjak kick-off, Jerman Barat berhasil unggul 1-0
melalui Horst Hrubesch. Setelah gol, pertandingan nampaknya telah usai bagi
kedua tim. Jerman Barat banyak membuang-buang bola yang tidak jelas, begitupun
Austria. Pendukung tuan rumah (Spanyol) yang hadir di stadion berteriak “Fuera!
Fuera!” (Out! Out!).
Mereka sangat muak melihat permainan membuang bola yang
menggelikan dari kedua tim. Semantara itu fans Aljazair yang ada di stadion
marah dan menghambur-hamburkan uang kepada pemain yang ada di lapangan sebagai
aksi kemarahan mereka. Dan ternyata tidak hanya fans Aljazair yang kecewa
dengan permainan bodoh pemain di lapangan, fans Jerman Barat pun kecewa
sampai-sampai membakar bendera negaranya sendiri. Selirih isi stadion
meneriakkan”Argelia! Argelia!” atau (Aljazair! Aljazair! - dalam bahasa
Spanyol).
Aljazair memprotes
keras FIFA. Karena pertandingan inilah FIFA memperkenalkan sistem kualifikasi
Piala Dunia direvisi du tahun-tahun berikutnya di mana dua pertandingan
terakhir di masing-masing grup dimainkan secara bersamaan.
Kalian juga bisa menonton highlights-nya di Youtube.
Karl-Heinz Rummenigge disoraki
penonton
5. Insiden Pencurian Perhiasan di Kolombia
Kali ini timnas Inggris menjadi korban dari adanya ‘tuduhan’ yang
dialamatkan kepada kapten mereka, Bobby Moore. Moore dituduh telah mencuri
perhiasan gelang di sebuah toko yang bernama Fuego Verde, yang terletak dalam
lobi hotel tim menginap di Bogota, Kolombia.
Berkat
peristiwa itu, Bobby Moore ditahan selama empat hari di rumah pejabat sepakbola
Kolombia sampai penyelidikan berlanjut dan tim Inggris-pun terpaksa harus
melanjutkan perjalanan ke Meksiko tanpa sang kapten.
Akhirnya
Bobby Moore-pun dilepaskan oleh pengadilan setelah tidak ditemukan bukti yang
kuat bahwa sang nomor 6 telah mencuri. Moore kemudian menyusul kawan-kawannya
yang telah berangkat lebih dulu ke Meksiko.
Banyak
yang berpendapat bahwa ini adalah upaya salahsatu pihak untuk menghambat timnas
Inggris yang berstatus juara bertahan untuk berlaga di Piala Dunia Meksiko dan
bahkan upaya pemerasan terhadap timnas Inggris.
By: Teguh R. Sutasman @Teguhrama