Friday, September 12, 2014

SPFL: Dundee's Derby

   
Dundee United v Dundee FC, Dundee's derby

  Membahas rivalitas antar klub di dalam dunia sepakbola tidaklah mudah, dalam artikel hari ini, penulis ini menceritakan tentang suatu derby tua yang berasal dari sepakbola Skotlandia. Skotlandia, seperti yang kita tahu, merupakan salah satu Negara yang turut mengembangkan sepakbola, walaupun sekarang sekarang ini masa keemasan mereka sudah agak tenggelam, namun seperti yang kita tahu pula, bahwa  hampir sebagian besar pemain sepakbola yang bermain di BPL, Championship division hingga football league berasal dari Skotlandia.

Di masa masa awal perkembangan sepakbola, Skotlandia merupakan salah satu pusat tradisi awal sepakbola, selain Inggris. Berbagai macam rivalitas dimulai disini, salah satunya adalah Derby Dundee. Mempertemukan kedua klub tua, yaitu Dundee United dan Dundee FC.  Kedua klub ini sudah berusia ratusan tahun dengan total 157 pertemuan  dalam sejarah derby mereka.

Sebelum berbicara lebih jauh, Penulis ingin menceritakan beberapa hal penting dalam sejarah rivalitas antar Dundee ini.  Tak jauh dari peperangan antar Irlandia dan Skotlandia, keduanya masih dalam sejarah yang sama, konteks yang sama. Dundee FC dibentuk pada tahun 1893 dengan mayoritas orang Skotlandia di dalamnya, sementara Dundee United, yang sebelumnya bernama Dundee Hibernian, dibentuk oleh sekelompok imigran Irlandia (mirip dengan Hibernian). Persaingan antar budaya dan kultur, menciptakan suasana baru dalam sepakbola Skotlandia kala itu.

Derby yang patut ditunggu di SPFL Premiership

Maka tak heran, apabila kedua klub memiliki gabungan antara kedua firm. Yaitu adalah firm yang tergabung dalam aliansi Old firm, yang berasal dari Edinburgh.

Menyaksikan kedua tim yang tampil di SPFL Premiership musim ini, merupakan nilai plus bagi SFA sendiri, karena walaupun taka da derby Old Firm maupun Derby Edinburgh, setidaknya masih menyajikan salah satu derby tertua di Skotlandia, yaitu Derby Dundee.  Apabila kita melihat sekilas, Dundee FC, setelah hampir satu decade tenggelam di second tier atau SPFL Championship division, baru musim ini mereka naik lagi ke SPFL Premiership, lewat manajer anyar mereka, Paul Hartley.

Fakta lainnya dari derby ini, bahwa keduanya pernah menjuarai SPFL Cup, Dundee FC pada tahun 1962 sementara Dundee United pada tahun 1983.

Paul Dixon, berseragam Huddersfield town

Beberapa nama yang pernah tampil dalam derby ini, memperkuat kedua klub selama karirnya,  mungkin penulis bisa mengatakan, Paul Dixon adalah salah satu bagian dari derby ini. Dixon memperkuat Dundee FC diawal karirnya, lalu pindah ke Dundee United, sebelum sekarang bergabung dengan Huddersfield Town.


Jadi, patut ditunggu Derby antar Dundee ini di SPFL premiership, siapa tahu bisa mengobati kerinduan akan derby derby Skotlandia.

bersambung...

By: @dethtroops

Thursday, September 11, 2014

SPFL: Edinburgh's Derby


Hearts vs Hibernian, Edinburgh derby



Siapa yang tidak kenal akan dua klub legendaris dari Skotlandia, yaitu Hearts dan Hibernian?  Saya yakin, seluruh penikmat sepakbola akan setuju bila  SPFL musim ini akan sepi. Sepi dari derby derby tua. Salah satunya adalah Edinburgh derby, salah satu derby tertua di britania raya.  Daya tarik SPFL akan tak lagi menarik, setelah kedua klub yang terkenal rival ini terpaksa harus angkat kaki dari SPFL premiership dan akan berlaga di Championship, bersama Rangers maupun Queen of the South.

Begitu sepinya perhelatan liga Skotlandia alias SPFL premiership division musim ini, sepi dari derby derby lokal. Hanya ada satu derby yang cukup mendebarkan di SPFL premiership, yaitu Derby Dundee, yang mempertemukan Dundee United vs Dundee FC. Sementara, saya dalam pandang subjektif saya, menyisihkan derby Celtic FC vs Motherwell, atau Celtic FC vs Kilmarnock karena saya anggap kurang mengangkat pamor SPFL premiership.  Kurang memikat, jauh berbeda ketimbang saya menyaksikan derby Old Firm yang penuh gengsi dan flashpoint dalam setiap pertemuannya.

Hearts dan Hibernian, merupakan dua klub tua yang dibentuk pada pertengahan 1870-an. Keduanya merupakan klub sukses di ranah sepakbola Skotlandia. Keduanya merupakan saksi sejarah dimana pada era tersebut Queens park mampu merengkuh gelar.

Keduanya berasal dari Edinburgh, melakoni derby pertama mereka pada tahun 1875 di The Meadows, tepat pada hari  Natal, di sebuah tanah lapang, dimana saat itu kita bisa beranggapan bahwa pertandingan tersebut digelar di lapangan biasa, bukan stadion, dan jauh dari kata modern. Pertandingan sederhana digelar, dengan penonton yang mungkin bisa dibilang hanya mencari hiburan di sore hari. Hearts yang berasal dari barat Edinburgh, akan menghadapi Hibernian yang sebetulnya dibentuk oleh komunitas Imigran Irlandia yang menetap di Edinburgh.

Paul Hartley, pernah main di derby papan atas di Skotlandia
Edinburgh derby pernah dilakoni sebanyak 2 kali dalam satu musim yaitu pada musim 1896-1897 dan 2012-2013. Kedua pertemuan itu dimenangkan oleh Hearts. Dalam Edinburgh Derby juga ada traitor nya, yaitu seorang pemain yang memperkuat kedua klub, apabila kita menilik derby derby lain, hal tersebut lazim dilakukan, terutama dengan kapasitas pemain yang loyalitasnya dipertanyakan. Paul Hartley, pernah bermain di Hibernian, namun juga menjadi legenda di Hearts.


Edinburgh Derby, Hearts vs Hibernian

Sekitar dua tahun silam, Hearts memang sedang bobroknya, karena Vladimir Romanov, pemilik Hearts, tak mampu lagi memperbaiki klub, hutang dimana mana, tak mampu membeli pemain pemain dengan kapasitas yang memadai, Tynecastle diambil alih pemerintah, nyaris turun ke kasta ketiga seperti Rangers.  Beberapa pemain di datangkan, pemain kelas dua, sementara Pemain pemain yang cukup top seperti Marius Zaliukas dilepas.

Sementara, Hibernian memiliki polemik yang berbeda. Perpindahan pelatih dan skema permainan dari Pat Fenlon ke Terry Butcher, terlalu sering ganti pelatih, mengakibatkan proses adaptasi pemain tak bekerja lancar. Kekalahan demi kekalahan mereka terima. Puncaknya setelah dibantai 9-0 oleh Malmo FF dalam ajang UEFA Europa League.  Tak mampu meraih kemenangan dalam beberapa partai berturut turut membuat manajemen mendepak Butcher lalu di gantikan oleh Alan Stubbs untuk mengarungi musim kompetisi 2014-2015 di SPFL Championship.

Rivalitas menghasilkan Flashpoint dimana mana

Musim ini SPFL Premiership memang sedang sepi sepinya akan derby yang berkualitas, saya sendiri sebagai penulis menyayangkan hal itu. Begitu sepinya, agaknya  irama sepakbola modern sulit diikuti oleh klub klub teras Eropa, seperti klub yang berasal dari SPFL misalnya. Begitu banyak uang berhamburan, membeli pemain mahal, instant dan praktis.  Namun, tak perlu menunggu lama, berdoa saja semoga musim depan kita sudah bisa menyaksikan Derby Old Firm dan Derby Edinburgh di SPFL Premiership.


bersambung....

By: @Dethtroops

INSIDE: De Graafschap dan pengaruhnya dalam sepakbola Belanda


De Graafschap, 2012-2013

   Eredivisie sebagai salah satu liga top eropa, tentu takkan lepas dari beberapa klub majority yang cukup populer di tanah air. Contohnya, Ajax Amsterdam, Feyenoord ataupun PSV.  Tak perlu banyak pembahasan, toh klub klub tersebut sudah amat populer di tanah air sejak jaman baheula.  Klub klub tersebut selain banyak prestasi yang dikumpulkan, banyak pula pemain pemain dari akademi mereka yang sukses mengibarkan nama di dunia sepakbola. Namun, ada yang terlupa dari Liga Belanda. 

Banyak diantara kita melupakan klub klub medioker yang bisa disebut menelurkan pemain pemain hebat tiap masa, namun penjualan pemain pemain tersebut ke klub yang berada disatu tingkat diatas mereka dirasa perlu, karena keterbatasan finansial untuk mampu mengarungi liga. Pemain pemain tersebut, pemain yang berbakat asli klub tersebut, mungkin hanya sebagai “alat tukar” untuk mendapatkan pemain pemain yang kualitasnya dibawah pemain yang dijual, yang penting klub tersebut mampu memenuhi kuota pemain.


Guus Hiddink muda, mengawali karir di De Graafschap
Dalam artikel kali ini, Penulis dapat mengambil contoh salah satu klub yang penulis sebut diatas. Yaitu De Graafschap. De Graafschap merupakan sebuah klub asal Doetinchem, Belanda. Klub ini, tampil impresif pada musim 2009-2010 lalu, dengan menjuarai Eerste Divisie, atau Divisi 1 nya Liga Belanda. De Graafschap, walaupun nama klub ini terasa asing di telinga, namun klub ini senantiasa menyetorkan punggawanya ke kancah sepakbola dunia. Contoh gampangnya, Guus Hiddink, pelatih tenar asal Negeri kincir angin ini mengawali karir sepakbola pro nya disini.


De Vijverberg, salah satu stadion terbesar di Belanda
De Graafschap memiliki stadion yang bernama De Vijverberg. Sebuah stadion yang berskala internasional, untuk ukuran sebuah klub Divisi 1, dan mungkin salah satu yang terbesar di Eropa.  Menariknya, De Graafschap mungkin bukan salah satu klub penting di Liga Belanda, bila kita melihat dari segi historia nya. Klub ini baru berdiri pada tahun 1950. Sebuah pencapaian menarik, bila kita membandingkan dengan klub klub league one atau championship di Inggris yang notabene klub klub tersebut berdiri lebih awal ketimbang De Graafschap. De Graafschap memiliki fan terbanyak kedua setelah klub klub papan atas Eredivisie , terutama di Belanda. Dan mereka ini rival terberat dari Vitesse Arnhem!


Jhonny Van Beukering, sekitar tahun 2003
Kembali ke topic bahasan kita, bahwa klub ini merupakan salah satu klub dengan pemain pemain akademi yang cukup dikenal di sepakbola dunia.  Meskipun tidak  banyak orang yang tahu, De Graafschap yang hobi mondar mandir di Eredivisie kemudian ke Eerste divisie ini pernah menelurkan bakat bakat seperti Siem De Jong, Luuk De Jong, Klaas Jan Huntelaar, Peter Van Vossen,  Patrick Paauwe dan tentu saja nama yang cukup akrab di telinga penikmat sepakbola Indonesia, Jhonny  Van Beukering.









Beberapa musim yang lalu, tepatnya musim 2011-2012, De Graafschap sempat terdengar kembali di kancah eredivisie. Lewat duet striker klasiknya yaitu Steve Danny Marc De Ridder dan Rydell Poepon. Bagi penikmat Liga Inggris, Steve Danny Marc De Ridder tentu bukan nama yang asing. Ya, dia pernah berseragam Southampton dan Bolton Wanderers. Namun, duet striker itu tak mampu mengangkat De Graafschap ke tengah klasemen Eredivisie. Pada musim 2012-2013, mereka harus angkat kaki dari Eredivisie.





Sekilas mengenai  De Graafschap, kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa klub kecil bukan berarti tak memberikan kontribusi, namun juga dapat memberikan pengaruh, bagi Negara tempat mereka berdiri.


By: @dethtroops