Melihat perhelatan Piala Dunia yang di adakan di neg'ri Samba dan
para pesertanya membuat saya ingin mebahas tentang salah satu pemain, teman-teman
pasti tahu kartun yg melegenda dari negeri sakura, kartun yg menginspirasi banyak
anak namun banyak hal konyol bila diperhatikan dari kartun tersebut. Melakukan sundulan sambil berbicara berkalimat-kalimat ataupun melepaskan tendangan sambil mengenang masa lalu.
Ada yang tau kartun apa itu ?
Ya Captain Tsubasa ! Akan tetapi, bukan Tsubasa yang akan saya bahas
kali ini melaikan pemain yang dibuat berasal dari Brazil yaitu Carlos Santana.
Ada apa dengan Santana ? Bila kita lihat dari tampilan fisiknya tidak ada pemain Brazil
yang sama dengannya, begitu juga dengan sikap dan gaya permainanya tak ada
pemain yang sama dengannya.
"Pertandingan baru dimulai" |
Dalam animasi
Captain Tsubasa, Santana di ceritakan sebagai seorang pemain muda asal brazil
yg memiliki bakat serta kemampuan yg luar biasa. Bahkan dia di juluki sebagai Son
of God dan Soccer Cyborg. sayapun masih ingat betul episode dimana Santana berlatih
sendiri lalu bilang bahwa dia adalah anak Dewa, lalu muncul patung Yesus
kebanggaan Brazil di belakang tubuhnya, hehe maaf sedikit mengenang masa lalu.
Santana bagaikan
seorang pesepakbola tanpa perasaan, mencetak gol tanpa ekspresi hanya tau tugasnya
tuk mencetak gol dan tak kenal lelah bak Cyborg, Hal itu disebabkan oleh masa
lalunya yg kelam. Ia dibuang oleh orang tuanya dan mengalami kehidupan yg
sangat sulit, dan hanya tahu Sepakbola sebagai kehidupanya tanpa mendapat pendidikan di sekolah dan
sebagainya. Bukankah Mario Balotelli juga dibuang oleh orangtuanya ? Bukankah striker utama tim nasional Italia tersebut sering memasang muka tanpa ekspresi saat mencetak gol ?
Baik Mario Balotelli dan Carlos Santana sama - sama menganggap sebuah gol tidak perlu dirayakan, karena itulah tugas mereka sebagai seorang striker.
Balotelli yang
terlahir sebagai kulit hitam membuatnya manjadi sasaran aksi rasisme, pemain keturunan
Ghana yang dicampakan orangtuanya di Rumah Sakit Palermo, dari kecil hingga sekarang Balotelli tak luput dari serangan rasisme apalagi saat di ketahui ia merupakan seorang anak angkat, hal itu membentuk pribadi yang bengal dan melampiaskanya
di Sepakbola.
Baik Mario Balotelli dan Carlos Santana sama - sama menganggap sebuah gol tidak perlu dirayakan, karena itulah tugas mereka sebagai seorang striker.
Little Mario (Kanan) |
Santana dan Balotelli sama - sama menemukan sosok ayah bernamakan Roberto, Roberto Hongo mengarakan Santana menjadi sosok yang lebih baik lagi dari sebelumnya, sedangkan Roberto Mancini berhasil meredam aksi bengal Balotelli untuk kemudian dilampiaskan di lapangan. Pada akhirnya, baik Carlos Santana dan Super Mario berhasil menjadi pemain kunci negara masing - masing.
Sepertinya sah - sah saja jika kita menyamakan Mario Balotelli dengan Carlos Santana, bahkan bukan tidak mungkin Super Mario memang terinspirasi animasi Jepang yang juga diakui striker Spanyol, Fernando Torres sebagai pembuka impiannya. Pasalnya, animasi "Captain Tsubasa: Road to 2002 dirilis pada tahun 2001, saat Mario masih berusia 11 tahun, saat - saat dimana hampir semua anak di dunia mulai memiliki impian.
Sepertinya sah - sah saja jika kita menyamakan Mario Balotelli dengan Carlos Santana, bahkan bukan tidak mungkin Super Mario memang terinspirasi animasi Jepang yang juga diakui striker Spanyol, Fernando Torres sebagai pembuka impiannya. Pasalnya, animasi "Captain Tsubasa: Road to 2002 dirilis pada tahun 2001, saat Mario masih berusia 11 tahun, saat - saat dimana hampir semua anak di dunia mulai memiliki impian.
By: @Reza_Kemal
No comments:
Post a Comment