Thursday, September 11, 2014

INSIDE: De Graafschap dan pengaruhnya dalam sepakbola Belanda


De Graafschap, 2012-2013

   Eredivisie sebagai salah satu liga top eropa, tentu takkan lepas dari beberapa klub majority yang cukup populer di tanah air. Contohnya, Ajax Amsterdam, Feyenoord ataupun PSV.  Tak perlu banyak pembahasan, toh klub klub tersebut sudah amat populer di tanah air sejak jaman baheula.  Klub klub tersebut selain banyak prestasi yang dikumpulkan, banyak pula pemain pemain dari akademi mereka yang sukses mengibarkan nama di dunia sepakbola. Namun, ada yang terlupa dari Liga Belanda. 

Banyak diantara kita melupakan klub klub medioker yang bisa disebut menelurkan pemain pemain hebat tiap masa, namun penjualan pemain pemain tersebut ke klub yang berada disatu tingkat diatas mereka dirasa perlu, karena keterbatasan finansial untuk mampu mengarungi liga. Pemain pemain tersebut, pemain yang berbakat asli klub tersebut, mungkin hanya sebagai “alat tukar” untuk mendapatkan pemain pemain yang kualitasnya dibawah pemain yang dijual, yang penting klub tersebut mampu memenuhi kuota pemain.


Guus Hiddink muda, mengawali karir di De Graafschap
Dalam artikel kali ini, Penulis dapat mengambil contoh salah satu klub yang penulis sebut diatas. Yaitu De Graafschap. De Graafschap merupakan sebuah klub asal Doetinchem, Belanda. Klub ini, tampil impresif pada musim 2009-2010 lalu, dengan menjuarai Eerste Divisie, atau Divisi 1 nya Liga Belanda. De Graafschap, walaupun nama klub ini terasa asing di telinga, namun klub ini senantiasa menyetorkan punggawanya ke kancah sepakbola dunia. Contoh gampangnya, Guus Hiddink, pelatih tenar asal Negeri kincir angin ini mengawali karir sepakbola pro nya disini.


De Vijverberg, salah satu stadion terbesar di Belanda
De Graafschap memiliki stadion yang bernama De Vijverberg. Sebuah stadion yang berskala internasional, untuk ukuran sebuah klub Divisi 1, dan mungkin salah satu yang terbesar di Eropa.  Menariknya, De Graafschap mungkin bukan salah satu klub penting di Liga Belanda, bila kita melihat dari segi historia nya. Klub ini baru berdiri pada tahun 1950. Sebuah pencapaian menarik, bila kita membandingkan dengan klub klub league one atau championship di Inggris yang notabene klub klub tersebut berdiri lebih awal ketimbang De Graafschap. De Graafschap memiliki fan terbanyak kedua setelah klub klub papan atas Eredivisie , terutama di Belanda. Dan mereka ini rival terberat dari Vitesse Arnhem!


Jhonny Van Beukering, sekitar tahun 2003
Kembali ke topic bahasan kita, bahwa klub ini merupakan salah satu klub dengan pemain pemain akademi yang cukup dikenal di sepakbola dunia.  Meskipun tidak  banyak orang yang tahu, De Graafschap yang hobi mondar mandir di Eredivisie kemudian ke Eerste divisie ini pernah menelurkan bakat bakat seperti Siem De Jong, Luuk De Jong, Klaas Jan Huntelaar, Peter Van Vossen,  Patrick Paauwe dan tentu saja nama yang cukup akrab di telinga penikmat sepakbola Indonesia, Jhonny  Van Beukering.









Beberapa musim yang lalu, tepatnya musim 2011-2012, De Graafschap sempat terdengar kembali di kancah eredivisie. Lewat duet striker klasiknya yaitu Steve Danny Marc De Ridder dan Rydell Poepon. Bagi penikmat Liga Inggris, Steve Danny Marc De Ridder tentu bukan nama yang asing. Ya, dia pernah berseragam Southampton dan Bolton Wanderers. Namun, duet striker itu tak mampu mengangkat De Graafschap ke tengah klasemen Eredivisie. Pada musim 2012-2013, mereka harus angkat kaki dari Eredivisie.





Sekilas mengenai  De Graafschap, kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa klub kecil bukan berarti tak memberikan kontribusi, namun juga dapat memberikan pengaruh, bagi Negara tempat mereka berdiri.


By: @dethtroops

No comments:

Post a Comment