Sepakbola sejatinya adalah olahraga yang mengutamakan
kerjasama tim dengan fungsi dan peran yang berbeda di setiap posisi. Berbeda
dengan bola basket yang terkadang cukup dengan sihir satu orang, sebuah laga bisa dimenangkan. Penilaian terhadap kehebatan seorang pemain di tim sepakbola
juga sedikit lebih rumit ketimbang basket. Di basket, pencetak poin terbanyak
sudah pasti jadi pemain terbaik. Sedangkan atribut lain seperti assist, rebound atau block
hanya sekedar pemanis statistik. Di Basket, semua posisi juga memiliki peluang
sama dalam mencetak poin, sebuah pembeda utama dengan sepakbola dimana masing –
masing posisi punya porsi dan tugas yang berbeda.
Bicara tentang perbedaan utama antara sepakbola dan basket,
saya sedikit miris melihat penilaian Ballon D’Or musim ini bahkan, khususnya saat FIFA
sudah mengambil alih tepatnya sejak tahun 2010. Terlepas dari kehebatan bahkan
menjurus luar biasanya Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo, saya melihat
kecenderungan sepakbola mulai berubah seperti basket. Gol adalah satu – satunya
indikator kehebatan / kelayakan seseorang pesepakbola untuk diakui kehebatannya.
Media memoles kehebatan dua mahluk tadi menjadi pemain “ter-segalanya” di
sepakbola saat ini, 5 tahun ke belakang khususnya. Dalam setiap pagelaran FIFA Ballon D’Or dua nama tadi seperti tidak tergantikan dan harus menggerus peluang
pemain lain yang kalo kita mau lihat secara fair juga sangat layak.
Ballon D’Or 2014 tersisa 3 kandidat; Manuel Neuer, Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi.
Dengan segala hormat kepada Messi dan CR7, sejujurnya bagi saya jelas lebih
bergengsi Piala Dunia ketimbang UCL ataupun sekedar rekor – rekor pribadi dalam
urusan mencetak gol. Sampai disini sebenernya sudah jelas kan siapa yang
menurut saya lebih layak menang Ballon D’Or 2014?. Tapi menarik jika kita bahas
lebih mendalam satu persatu, mari disimak.
Manuel Neuer, tidak usah diragukan lagi prestasinya di klub
dan timnas. Bersama Bayern Munchen, ia menyumbangkan trofi yang cukup krusial dan tentu
pencapaian bersama timnas sebagai juara dunia jelas nilai yang sangat plus. Tidak ada celah bagi pemain ini kecuali posisinya sebagai kiper yang kurang
dihargai di dunia sepakbola dan minimnya pemberitaan tentangnya. Neuer juga
melewati proses yang panjang di Bayern, setiap musim penampilannya terus
membaik dan saat ini ia dalam puncak performance-nya.
Cristiano Ronaldo, seorang mesin pencetak gol. Bagi saya dia
bukanlah manusia, tapi ia adalah "mesin" jika dalam urusan mencetak gol. Tak perlu saya paparkan
statistiknya disini karena media sudah terus menerus menuliskan tentang
kehebatannya termasuk statistik di dalamnya. Real Madrid dibawa meraih La Decima dan Copa Del Rey musim lalu. Jelas secara gelar sangat prestisius tapi
yang sedikit mengganggu benak saya adalah, dimana kontribusinya saat final
berlangsung? Di final Copa Del Rey ia hanya di bangku penonton tidak menyumbangkan
apapun. Di final UCL, penampilannya sangat standar bahkan hanya mampu mencetak
sebuah gol konsolasi itupun melalu penalti. Gareth Bale di final CDR dan Di
Maria di final UCL jelas menjadi kunci yang tidak terbantahkan, lalu dimanakah
fungsi Cristiano Ronaldo saat penentuan gelar juara? Bagi saya pribadi jika
pendekatannya adalah pencapaian real Madrid, jelas Di Maria lebih layak
dikedepankan sayang media terlalu sibuk memoles Cristiano Ronaldo dan itupun
hanya dilihat dari gol – golnya saja bukan prosesnya.
Lionel Messi, ini bagi saya ia adalah "predator" dari
planet lain. Puluhan gol selalu lahir dari kakinya di setiap tahun bahkan
dengan cara yang unik – unik, baik gol simple maupun berkelas. Selebrasinya
juga tidak pernah over acting seperti seteru abadinya, sayangnya apakah hasil
kerjanya setahun ini ada yang bisa membuat El Barca dan atau timnas Argentina
bangga? Messi gagal meraih gelar bagi klub dan timnasnya.
Tapi, lagi – lagi
polesan media atas torehan rekor pribadinya melalui gol kembali menenggelamkan
esensi sepakbola. Semua diukur dari gol, oleh karena itu pemain ini seperti
haram hukumnya jika tidak masuk 3 besar Ballon D’Or, sungguh ironis!.
Selain
kondisi diatas, hal yang semakin membuat lucu adalah, Angel Di Maria terpilih menjadi
pemain terbaik Argentina 2014. Jika di negaranya saja dia bukan yang terbaik, lalu bagaimana ceritanya ia bisa menjadi calon pemain terbaik dunia?
Bagi saya pribadi, masuknya Cristiano Ronaldo mungkin masih
bisa diterima dengan berat hati. Karena, sejatinya jika pendekatannya adalah
prestasi di Real Madrid jelas nama Angel di Maria lebih layak. Di Maria memulai
musim lalu dengan ancaman terbuang dari skuad Don Carlo, Di Maria bersedia main
sebagai gelandang tengah, apa – apa yang ia capai musim lalu adalah sebuah
proses adaptasi panjang. Ia sejatinya adalah seorang winger, tapi mau mengalah dan bisa
tampil baik di bukan posisi aslinya. Ia juga sangat vital perannya di dua
partai final Real Madrid yaitu Copa Del Rey dan Liga Champions. Tapi lagi – lagi
saya mendapati sepakbola sudah berubah seperti basket, gol adalah segalanya.
Lionel Messi juga sama saja, pemberitaan rekor dan argo gol membuatnya bisa
bercokol di tiga besar menenggelamkan nama – nama pemain asal Jerman yang menurut
saya lebih layak seperti Thomas Muller, Philip Lahm, maupun Schweinsteiger.
Hampir semua pilar jerman yang sukses di piala dunia juga sukses bersama
klubnya khususnya Bayern Munchen.
Sepakbola adalah olahraga tim, sebuah penghargaan harusnya
lebih menekankan pada proses dan alat ukur yang sesuai dengan posisinya.
Sepakbola bukan bola basket yang hanya mengukur kehebatan pemain berdasarkan gol dan
rekor yang dipecahkan.
Sepakbola adalah bagaimana kiper menjadi pintu terakhir,
bagaimana bek menghalau serangan, bagaimana gelandang memotong serangan atau
menyuplai bola dan bagaimana striker mencetak gol.
Sepakbola adalah olahraga
proses mengalirkan bola dari belakang ke depan hingga berujung gol.
Sebuah gol
di cabang sepakbola bukan seperti basket yang bisa dilakukan seorang pemain
dari ring timnya ke ring lawannya seorang diri, tapi pasti hasil kerjasama dari
sebuah tim setidaknya minimal operan langsung dari kiper.
Hingga detik ini, saya
belum menemukan Lionel Messi atau Cristiano Ronaldo membawa bola dari depan gawang
timnya hingga mencetak gol dengan dilakukan seorang diri tanpa sentuhan pemain lain,
tapi nama – nama seperti Michael Jordan, Kobe Bryant, LeBron James sudah
puluhan kali melakukan hal seperti itu di basket. Kini, sepakbola sudah bergeser
seperti baskek. Gol adalah segalanya, anda masih tidak percaya? 2 dari 3 pemain
kandidat peraih Ballon D’Or adalah jawabannya.
by: @istian