Friday, June 20, 2014

Piala Dunia & Konspirasi

Piala Dunia kali ini mengejutkan! Rataan gol dalam satu pertandingan mencapai lebih dari 3,00 , tertinggi sejak Piala Dunia 1958 yang dihelat di Swedia. 

Yang menjadi kejutan adalah bagaimana partai besar seperti Jerman versus Portugal yang berkesudahan dengan skor 4-0 untuk Jerman, dan Belanda yang berhasil menaklukan juara bertahan Spanyol dengan skor telak 5-1, dan tadi malam saya juga dikejutkan dengan skor fantastis Kroasia dan Kamerun, 4-0.

Namun kali ini saya akan membahas tentang beberapa anggapan konspirasi di gelaran Piala Dunia yang sudah berlangsung 20 kali sejak 1930.


1.       Anggapan Maradona menjadi korban dalam kasus doping

Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat merupakan Piala Dunia pertama yang digelar di negara yang bukan merupakan penggemar sepakbola. Seperti yang kita tahu, olahraga yang paling populer di Amerika  Serikat adalah bola basket dan baseball. Amerika Serikat juga tidak lolos ke putaran final Piala Dunia sejak 1950 dan baru kembali tampil 40 tahun selanjutnya yaitu di Italia 1990. Beberapa orang juga menduga bahwa tampilnya Amerika Serikat di Piala Dunia 1990 adalah sebagai ‘kompensasi’ agar Amerika Serikat bisa dijadikan tuan rumah di tahun 1994 dan kemudian menjadi target pasar sepakbola baru. 

Maradona di Piala Dunia 1994
Karena harus diakui, kedigdayaan ekonomi dan jumlah penduduknya berpotensi besar untuk meraup keuntungan. Berbagai cara dilakukan, salahsatunya dengan melibatkan beberapa pemain top dunia untuk ‘mempopulerkan’ sepakbola di Amerika Serikat. Yakni, Diego Maradona. Pemain yang dinobatkan sebagai pemain sepakbola terbaik abad 20 bersama Pele ini mengaku telah dijadikan korban konspirasi FIFA.
                                                                            Maradona mengaku telah menjadi korban ‘konspirasi’ FIFA dalam mempopulerkan sepakbola di Amerika Serikat. Untuk mempopulerkan sepak bola di Amerika dan meningkatkan penjualan tiket Piala Dunia, FIFA diduga telah membuat kesepakatan dengan legenda sepakbola, sehingga dia menggunakan obat penurunan berat badan tanpa hambatan agar para pemain siap pada waktunya untuk Piala Dunia 1994. 

Maradona hanya bermain 2 kali di Piala Dunia 1994, melawan Yunani dan Nigeria sebelum akhirnya dinyatakan gagal tes doping. Maradona dinyatakan menggunakan zat ephedrine. Ephedrine biasa digunakan didalam produk suplemen atau minuman berenergi. Maradona mengaku meminum minuman berenergi ‘Rip Fuel’ yang diberikan pelatih pribadinya. 

Gelandang yang terkenal dengan Gol Tangan Tuhan tersebut mengklaim bahwa minuman yang ia minum adalah versi yang beredar di Amerika Serikat, yang ternyata berbeda dengan versi yang beredar di Argentina yang tidak mengandung zat tersebut. Selain itu, Maradona juga mengakui bahwa ada kesepakatan dimana dirinya dan FIFA telah membuat perjanjian dibawah tangan bahwa dirinya boleh mengkonsumsi obat penurun berat badan yang ternyata mengandung zat yang dilarang dalam tes doping senelum turnamen Piala Dunia 1994 tersebut berlangsung, namun hal itu hingga kini disangkal keras oleh FIFA.


2. Dugaan Pengaturan Pembagian Grup di Piala Dunia 2014

Akun media sosial berkembang pesat. Mungkin ini piala dunia kedua semenjak kehadiran akun media sosial twitter ramai pada sekitar tahun 2009. Entah merupakan kebetulan belaka atau memang terjadi pengaturan sebelumnya, sebuah akun twitter @FraudeMundial14 memposting pembagian grup beberapa jam sebelum pengundian grup Piala Dunia 2014 resmi dilangsungkan. Akun tersebut memposting urutan pot dan grup di Piala Dunia ke-20 ini.






Saya melalui akun pribadi sempat me-retweet postingan tersebut, beberapa jam kemudian akun tersebut telah dihapus. Ketika dikonfirmasi, FIFA tidak pernah menjelaskan. Namun banyak orang menganggap itu adalah rekayasa para hacker yang canggih. Percaya?


3.  Misteri Ronaldo di Final Piala Dunia 1998

Dalam helatan Piala Dunia 1998, Ronaldo Nazario da Lima merupakan penyerang yang paling ditakuti. Ysuanya jala itu masih 21 tahun. Torehan 4 golnya di Perancis menjadi bukti. Ketika Brazil melaju ke final, banyak yang memprediksi bahwa Ronaldo akan menjadi bintang dan membawa gelar ke-5 Brazil kala itu. Namun mengejutkan, sekitar 1 jam sebelum kick-off nama Ronaldo tidak tertera di daftar nama pemain yang dirilis Mario Zagallo sebagi pelatih Brazil saat itu.

Anehnya, 30 menit berselang akhirnya nama Ronaldo dimasukkan kedalam daftar pemain yang akan dimainkan di partai final melawan tuan rumah, Perancis. Rumor mengatakan bahwa Ronaldo mendapat tekanan dari perusahaan apparel yang mendukungnya, Nike untuk tampil. Kebetulan, Brazil menggunakan apparel Nike sementara Perancis menggunakan Adidas saat itu. Dan benar saja, Ronaldo tampil tidak maksimal dan tertinggal 2 gol saat turun minum sebelum akhirnya Perancis memastikan gol ketiganya di babak kedua.


Rumor menyebutkan bahwa sebenarnya Ronaldo mengalami cedera pergelangan kaki. Namun ada pula kabar yang menyebutkan bahwa Ronaldo keracunan makanan, dan ada pula yang menyebutkan bahwa Ronaldo keletihan karena terlalu banyak bermain wanita saat turnamen digelar.


Namun ketika dikonfirmasi, Ronaldo mengakui keputusannya untuk turun di laga tersebut merupakan murni keputusan pribadinya.




4.  Pertandingan Jerman Barat versus Austria di Piala Dunia 1982 Spanyol
            
Laga Jerman Barat versus Austria ini dilangsungkan di Estadio El Molinón, kandang Sporting  Gijón. Pertandingan ini merupakan laga yang terkenal sebagai pelopor perubahan jadwal tanding yang bersamaan dalam satu grup. Saat itu Jerman Barat satu grup dengan Austria, Aljazair, dan Chile. Kala itu Jerman Barat berada di grup 2 (atau sekarang disebut dengan grup B). Aljazair sehari sebelumnya bertanding melawan Chile dan menang 3-2. Jerman Barat dan Austria tahu, bahwa kemenangan Jerman Barat dengan 1 atau 2 gol akan memenuhi syarat negara mereka berdua untuk lolos. Sementara kemenangan Jerman Barat yang lebih besar dari satu gol akan lolos meloloskan Aljazair, dan apabila hasil pertandingan imbang atau kalah dari Austria maka Jerman Barat akan gugur dan meloloskan Aljazair dan Austria.

Fans Algeria

10 menit semenjak kick-off, Jerman Barat berhasil unggul 1-0 melalui Horst Hrubesch. Setelah gol, pertandingan nampaknya telah usai bagi kedua tim. Jerman Barat banyak membuang-buang bola yang tidak jelas, begitupun Austria. Pendukung tuan rumah (Spanyol) yang hadir di stadion berteriak “Fuera! Fuera!” (Out! Out!). 

Mereka sangat muak melihat permainan membuang bola yang menggelikan dari kedua tim. Semantara itu fans Aljazair yang ada di stadion marah dan menghambur-hamburkan uang kepada pemain yang ada di lapangan sebagai aksi kemarahan mereka. Dan ternyata tidak hanya fans Aljazair yang kecewa dengan permainan bodoh pemain di lapangan, fans Jerman Barat pun kecewa sampai-sampai membakar bendera negaranya sendiri. Selirih isi stadion meneriakkan”Argelia! Argelia!” atau (Aljazair! Aljazair! - dalam bahasa Spanyol).

  Aljazair memprotes keras FIFA. Karena pertandingan inilah FIFA memperkenalkan sistem kualifikasi Piala Dunia direvisi du tahun-tahun berikutnya di mana dua pertandingan terakhir di masing-masing grup dimainkan secara bersamaan.

Kalian juga bisa menonton highlights-nya di Youtube.


Karl-Heinz Rummenigge disoraki penonton


5.  Insiden Pencurian Perhiasan di Kolombia

Kali ini timnas Inggris menjadi korban dari adanya ‘tuduhan’ yang dialamatkan kepada kapten mereka, Bobby Moore. Moore dituduh telah mencuri perhiasan gelang di sebuah toko yang bernama Fuego Verde, yang terletak dalam lobi hotel tim menginap di Bogota, Kolombia.

Berkat peristiwa itu, Bobby Moore ditahan selama empat hari di rumah pejabat sepakbola Kolombia sampai penyelidikan berlanjut dan tim Inggris-pun terpaksa harus melanjutkan perjalanan ke Meksiko tanpa sang kapten.

Akhirnya Bobby Moore-pun dilepaskan oleh pengadilan setelah tidak ditemukan bukti yang kuat bahwa sang nomor 6 telah mencuri. Moore kemudian menyusul kawan-kawannya yang telah berangkat lebih dulu ke Meksiko.

Banyak yang berpendapat bahwa ini adalah upaya salahsatu pihak untuk menghambat timnas Inggris yang berstatus juara bertahan untuk berlaga di Piala Dunia Meksiko dan bahkan upaya pemerasan terhadap timnas Inggris.




By: Teguh R. Sutasman @Teguhrama

No comments:

Post a Comment